Sabtu, 11 Mei 2013

ILMU KALAM


ILMU KALAM
n  Ilmu kalam biasa disebut dengan beberapa nama, antara lain:ilmu ushuluddin, ilmu tauhid, fiqh Al-Akbar, dan teologi Islam. Disebut ilmu ushuluddin karena karena ilmu ini membahas pokok-pokok agama. Disebut ilmu tauhid karena ilmu ini membahas keesaan Allah SWT. Namun argumentasi ilmu kalam lebih dikonsentrasikan pada penguasaan logika.
n   Musthafa Abdul Raziq : “ilmu ini (ilmu kalam) yang berkaitan dengan akidah imani ini sesungguhnya dibangun di atas argumentasi-argumentasi rasional. Atau, ilmu yang berkaitan dengan akidah Islami ini bertolak atas bantuan nalar ”.
n   Al-Farabi : “ilmu kalam adalah disiplin ilmu yang membahas Dzat dan sifat Allah beserta eksistensi semua yang mungkin, mulai yang berkenaan dengan masalah dunia sampai masalah sesudah mati yang berlandaskan doktrin Islam. Stressing akhirnya adalah memproduksi ilmu ketuhanan secara filosofis
tujuan utama dari ilmu kalam
n  menjelaskan landasan keimanan umat Islam dalam tatanan yang filosofis dan logis.
n  Bagi orang yang beriman, bukti mengenai eksistensi dan segala hal yang menyangkut dengan Tuhan yang ada dalam al-Qur’an, Hadits, ucapan sahabat yang mendengar langsung perkataan Nabi dan lain sebaganya, sudah cukup
n  Namun tatkala masalah ini dihadapkan pada dunia yang lebih luas dan terbuka, maka dalil-dalil naqli tersebut tidak begitu berperan. Sebab, tidak semua orang meyakini kebenaran al-Qur’an dan beriman kepadanya. Karenanya diperlukan lagi interpretasi akal terhadap dalil yang sudah ada dalam al-Qur'an tersebut untuk menjelasakannya
n  Awalnya perbincangan mengenai teologi ini hanyalah debat biasa sebagai diskusi untuk mempertajam pemahaman keIslaman, namun lama-kelamaan ia membentuk sebuah kelompok pro-kontra yang berjuang pada kebencian, permusuhan dan bahkan peperangan.
Mengapa disebut Ilmu Kalam?
n  Persoalan yang terpenting yang menjadi pembicaraan pada abad-abad permulaan hijriah ialah apakah Kalam Allah (Al-qur’an) itu qadim atau hadits.
n  Dasar ilmu Kalam ialah dalil-dalil fikiran dan pengaruh dalil fikiran ini tampak jelas dalam pembicaraan para mutakallimin. Mereka jarang mempergunakan dalil naqli (Al-Qur’an dan hadits), kecuali sesudah menetapkan benarnya pokok persoalan terlebih dahulu berdasarkan dalili-dalil fikiran.
n  Dinamakan Ilmu Kalam karena pembicaraan tentang Tuhan dibahas dengan logika. Maksudnya menggunakan dalil-dalil aqliyah ; dari permasalahan masalah sifat-sifat kalam bagi Allah.
Dasar-dasar dan ruang lingkup Ilmu Kalam
n  Al-quran
            Sebagai dasar dan sumber ilmu kalam, Al-quran banyak  menyinggung hal yang berkaitan dengan masalah ketuhanan,misalnya QS Al Ikhlas:
            “Allah tidak beranak dan tidak pula diperanakan (3) dan tidak ada sesuatu yang sama denganDia (4)”
2. Hadis
            Hadis Nabi SAW pun banyak membicarakan masalah-masalah yang dibahas ilmu kalam yang dipahami sebagian ulama sebagai prediksi Nabi mengenai kemunculan berbagai golongan dalam ilmu kalam, diantaranya adalah:
            “hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. ia mengatakan bahwa Rasulullah bersabda, “orang-orang Yahudi akan terpecah belah menjadi tujuh puluh dua golongan, dan umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh golongan.”
3. Pemikiran Manusia
n  Pemikiran manusia dalam hal ini, baik berupa pemikiran umat Islam sendiri atau pemikiran yang berasal dari luar umat Islam. Sebelum filsafat Yunani masuk dan berkembang di dunia Islam, umat Islam sendiri telah menggunakan pemikiran rasionalnya untuk menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan ayat-ayat Al-quran, terutama yang belum jelas maksudnya (al-mutasyabihat).
n  Seperti halnya filosof muslim yaitu Abu Bakar Muhammad Ibnu Zakaria Al-Razi atau yang di kenal dengan Al-Razi yang mendukung penggunaan akal dalam memahami kalam Ilahi, ia berkeyakinan bahwa akal manusia kuat untuk mengetahui yang baik serta apa yang buruk, untuk tahu kepada Tuhan, dan untuk mengatur hidup manusia di dunia
4. Insting
n  Secara instingtif, manusia selalu ingin bertuhan, oleh karena itu kepercayaaan adanya Tuhan telah berkembang sejak adanya manusia pertama.
HAL-HAL YANG TIDAK BOLEH DIPERSELISIHKAN DALAM ILMU KALAM
        1. Allah maha Esa
        2. Muhammad adalah Rasul
        3. Al-Quran adalah wahyu
        4. Hari akhirat itu pasti
        5. Surga dan neraka itu ada.
Selanjutnya yang menjadi tema besar ajaran ilmu kalam (ruang lingkup), seperti:
n  Allah mempunyai sifat diluar dzat atau tidak
n  Diutusnya Rasul wajib atau tidak
n  Al-quran Qadim atau baharu
n  Surga dan neraka itu jasmani atau rohani
n  Melihat Tuhan di akhirat, dengan jasmani atau rohani
n  Dan lain-lain
Sejarah awal munculnya ilmu kalam
n  Menurut Harun Nasution, kemunculan persoalan kalam dipicu oleh persoalan politik yang menyangkut peristiwa pembunuhan utsman bin affan yang berbuntut pada penolakan muawiyah atas kekhalifahan Ali bin abi thalib. Ketegangan tersebut mengkristal menjadi perang Siffin yang berakhir dengan keputusan tahkim (arbitrase). Sikap Ali menerima tipu muslihat Amr bin Al ash, utusan dari pihak Muawiyah dalam tahkim. Kelompok yang awalnya berada dengan Ali menolak keputusan tahkim tersebut mereka menganggap Ali telah berbuat salah atas keputusan tersebut sehingga mereka meninggalkan barisannya, kelompok ini dikenal dengan nama khawarij, yaitu orang yang keluar dan memisahkan diri.
            Diluar pasukan yang membelot Ali, adapula yang sebagian besar tetap mendukung Ali. Mereka inilah yang kemudian memunculkan kelompok syiah.
            Harun lebih jauh melihat bahwa persoalan kalam yang pertama muncul adalaah persoalan siapa yang kafir dan siapa yang bukan kafir
n  Sementara itu menurut Dr. M. Yunan yusuf masalah ilmu kalam ini timbul berawal dari masalah politik yaitu ketika usman bin affan wafat terbunuh dalam suatu pemberontakan . sebagai gantinya Ali dicalonkan sebagai khalifah namun pencalonan Ali ini banyak mendapat pertentangan dari para pemuka sahabat di Mekah. Tantangan kedua datang dari Muawiyah, gubernur Damaskus salah seorang keluarga dekat Usman bin Affan. Ia pun tidak mau pengangkatan Ali sebagai khalifah. Muawiyah menuntut untuk menghukum para pembunuh Usman bin Affan.
            Hingga sampai terjadinya peristiwa tahkim yang membuat Muawiyah naik tahta secara illegal. Ketika Ali membiarkan hal itu terjadi sebagian tentara Ali tidak menyetujui hal tersebut.mereka memandang Ali telah berbuat salah dan berdosa dengan menerima keputusan (arbitrase) itu.
            Akhirnya mereka menganggap Ali dan Muawiyah telah kafir. Dan hal itu berkembang bukan lagi menjadi masalah politik namun telah menjadi masalah teologi. Mereka inilah yang dikenal dengan kaum Khawarij
Posisi Ilmu kalam dalam Islam
n  Ketika memasuki periode kekuasaan Bani Abbasiyah barulah ilmu ini muncul kembali ke permukaan seiring maraknya kajian keilmuan yang lainnya juga terjadinya persentuhan dengan filsafat Yunani yang membuat ilmu ini berkembang pesat. Walaupun terlihat dalam sejarah kailmuan Islam lebih dahulu muncul yaitu ilmu kalam namun dalam pengkajiannya ilmu kalam ini seolah dikesampingkan dari pada disiplin ilmu yang lainnya, seperti fiqh. Ushul fiqh, tafsir, ulumul Quran dan Ulumul hadits.
n  Jadi sebutan ilmu kalam sebagai suatu disiplin ilmu baru muncul pada penghujung abad pertama hijriah ketika para ulama dengan bergairah membicarakan Al-quran (kalam ilahi) yaitu apakah Al-quran itu qadim atau baharu, permasalahan lain terkait masalah-masalah keimanan dan perkembangaan disiplin ilmu ini berjalan dalam bentuk diskusi yang berkelanjutan
Posisi ilmu kalam dalam kurikulum PAI
            di dalam kurikulum untuk sekolah seperti SD/MI, SMP/MTS dan SMA/MA mata pelajaran ilmu kalam tidak di pelajari, baik itu dari jurusan Bahasa, IPA, IPS, maupun keagamaannya, yang di pelajari dalam pendidikan keagamaannya hanyalah Bahasa Arab, fiqh, akidah akhlak, al-quran dan hadits dan sejarah kebudayaan Islam itupun untuk tingkat MI, MTS dan MA saja.
            Namun untuk kurikulum perguruan tinggi Islam ilmu kalam mendapat tempat sebagai materi kuliah yang di ajarkan sebagai mata kuliah keilmuan.
Pentingnya kembali mempelajari teologi Islam demi upaya peningkatan produktivitas umat Islam.
n  pertama agama mengajarkan bahwa sesudah hidup pertama di dunia yang bersifat material ini, ada hidup kedua nanti di akhirat yang bersifat spiritual. Bagaimana pengaruh ajaran ini terhadap produktivitas dari penganut agama bersangkutan sangat tergantung dari kedua corak pemikiran tersebut.
n  Kedua, agama mempunyai ajaran mengenai nasib dan perbuatan manusia. Kalau nasib manusia telah ditentukan Tuhan sejak semula, dalam arti bahwa perbuatan manusia merupakan ciptaan Tuhan, maka produktivitas manusia yang menganut paham keagamaan demikian, akan rendah sekali.
n  Paham pertama dikenal dengan filsafat fatalism atau jabariyah. Paham kedua disebut qadariyah.
Daftar pustaka
n  [1] Abdul Razak dan Rosihon Anwar, Ilmu Kalam untuk UIN, STAIN, PTAIS, Bandung: Pustaka Setia,2009.
n  [2] Harun Nasution, Falsafat dan Mistisme dalam Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1999
n  [3] M. Yunan Yusuf, Diktat Ilmu Kalam, Jakarta: IAIN Syarif Hidayatullah, 2001.
n  [4] M. Yunan Yusuf, Alam Pikiran Islam Pemikiran Kalam, Jakarta: Perkasa, 1990.
n  [5] Muslim Nasution, Transformasi Akidah Dalam Kehidupan.
n  [6] Harun Nasution, Islam Rasional Gagasan dan Pemikiran, Bandung: Mizan, 1995.
n  [7] Binyamin Abrahamov, Ilmu Kalam, Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2002.
n  [8] A. Hanafi, Pengantar Teologi Islam, Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1992.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar